Senin, 29 Desember 2008

Abu-abu perundang-undangan di Indonesia

Indah bagai seteguk air putih dikala dahaga.
Obey your thirst ! begitu kata sebuah iklan minuman, banyak hal yang absurd tapi sangat sedikit yang absolut.

Seperti kata indah yang selalu mengasosiasikan keindahan bagai seteguk air putih.
Indah bilang kalau seteguk air putih itu absolut melambangkan keindahan karena buat Indah keindahan itu menyegarkan.
Mungkin saja demikian kalau minum air putih disamping Indah.
Sayangnya Indah tidak selalu sama dengan seteguk air putih.
Mungkin seteguk air putih itu absolut menyegarkan dahaga tapi Indah sendiri tidaklah absolut.

Begitu yang ada dipikiran saya ketika merenungkan betapa absolutisme itu sebenarnya hanya subyektifitas.
Contohnya Indah ini .. betapa absolutnya keindahan ketika mengabadikannya saat rasa dahaga belum terpuaskan.
Tapi toh kala saya merasa terpuaskan secara absolut dengan keindahan, Indah itu sendiri kemudian menjadi korban dari absolutisme.
Absolutisme sudah memvonis bahwa Indah itu tidaklah Indah tapi justru kotor dan najis. Sebuah kejahatan dan penyakit yang harus dibuang dan disingkirkan.
Absolutnya sebuah keindahan menjadi absurd dimata absolutisme ketika definisi subyektif dijadikan sebuah absolutisme yang harus diteguk semuanya.
Ketika Indah dinilai berdasarkan selera tentu tidak masalah tapi akan jadi masalah ketika selera sekelompok orang menjadi absolut sebagai dasar untuk diterima dan diteguk orang lain.

Bingung bacanya?
Jangan kuatir karena toh ada pasal penjelasannya!
Dan penjelasannya singkat .......... CUKUP JELAS!