Ayat bacaan: Yak 1:8
"Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya."
Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengendalikan situasi, tetap tenang dalam kondisi sepanik apapun, bukan sebaliknya, duluan panik dan malah bikin panik ketika orang lain masih tenang. Akibat dari ketenangan itu, seorang pemimpin teladan akan dapat mengambil solusi yang benar, yang terbaik untuk apa yang ia pimpin, dan tidak akan terganggu oleh suasana ketidakpastian disekitarnya. Pemimpin yang bijaksana akan mengambil keputusan berdasarkan apa yang terbaik, bukan apa yang populer, atau dapat mempopulerkan dirinya sendiri.
Sekelumit gambaran pemimpin yang baik, yang tampaknya sangat sederhana, namun di hari-hari ini justru hal seperti ini menjadi sebuah barang langka. Terlalu banyak orang rebutan menjadi pemimpin, saling tonjok, saling sikut, menghalalkan segala cara, hanya untuk popularitas dirinya sendiri. Ketika suasana menuntut kepemimpinan yang benar-benar bijaksana, seringkali mereka tidak sanggup untuk itu. Kepanikan malah lebih sering menerpa para pemimpin terlebih dahulu, dan akibatnya semua bawahan, karyawan atau warga yang dipimpinnya akan menjadi panik.
Di hari-hari yang dipenuhi masalah, ketidakpastian, kesulitan dan ketidakstabilan seperti sekarang ini, dunia sedang butuh pemimpin yang baik. Negara butuh pemimpin yang baik, kota butuh pemimpin yang baik, sebuah organisasi butuh pemimpin yang baik, rumah tangga butuh pemimpin yang baik. Adalah gampang jika kita berkata, "kenapa jarang muncul pemimpin-pemimpin dari anak Tuhan?" , tapi bukan disitu akar permasalahannya. Justru, kenapa diantara anak Tuhan masih banyak yang belum mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemimpin yang baik. Seringkali keraguan, ketakutan, ketidakyakinan diri masih saja mewarnai hidup kita, walaupun Tuhan telah menjanjikan segala sesuatunya, dan kita tahu bahwa janji-janji Tuhan akan selalu ditepati. Seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita lebih dulu panik, ketimbang berpegang teguh pada Tuhan. Ketika diri anda diselimuti keraguan, anda tidak akan pernah berada dalam kondisi tenang, dan akibatnya anda pun tidak akan dapat mencari solusi yang paling optimal. Kepanikan tidak seharusnya dapat tempat dalam hidup kita yang percaya sepenuhnya pada Yesus.
Persiapkanlah diri anda, teruslah tumbuh dalam Tuhan, dan teruslah pelihara takut akan Tuhan. Jadilah pemimpin yang baik, yang mengikuti semua isi hati Tuhan. Kita harus tetap siap ketika dunia butuh sosok yang menenangkan dan mampu mengendalikan situasi, karena dalam Yesus selalu ada jawaban dan solusi.
Siapkah anda menjadi pemimpin yang berpegang teguh dan setia pada Yesus?
Selasa, 27 September 2011
Kamis, 09 Juni 2011
4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup
"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.
Bangun network.
Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun network, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of
The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.
Bangun network.
Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun network, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of
The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
Jumat, 20 Mei 2011
Pirlo is Legend
SPESIAL: Sepuluh Momen Terbaik Andrea Pirlo Bersama AC Milan
GOAL.com mencatat sepuluh momen Andrea Pirlo bersama AC Milan yang akan terus dikenang sepanjang masa.
Setelah sepuluh tahun, musim depan penggemar AC Milan tidak lagi bisa menyaksikan Andrea Pirlo berseragam merah-hitam. Pirlo menyatakan akan meninggalkan Milan musim panas ini. Selama kiprahnya bersama Rossoneri, banyak hal yang dialami Pirlo, seperti merebut dua gelar scudetto, dua trofi Liga Champions, dua trofi Piala Super Eropa, dan sekali menjuarai Piala Dunia Antarklub.
Banyak hal serta memori yang dialami Pirlo selama satu dasawarsa bersama Milan dan GOAL.com mengumpulkan sepuluh kejadian yang paling pantas dikenang.
10. Bergabung dari Inter Milan
Gagal bersinar di tengah tim dengan sekumpulan bintang seperti Inter, meski sukses di level U-21, Pirlo menyeberang dengan transfer senilai €18 juta pada 2001. Sepertinya Inter tidak melihat potensi Pirlo karena dia segera menjadi andalan Milan.
9. Penampilan ke-400
Sejak pertandingan pertama untuk Milan hingga yang terakhir. Sedikit pemain yang bertahan hanya dengan satu klub belakangan ini dan setelah satu dasawarsa Pirlo mencatat rekor penampilan ke-400 ketika Milan dikalahkan Palermo pada semi-final Coppa Italia. Ucapan selamat tinggal layak diucapkan kepadanya.
8. Merebut Scudetto pertama
Kembali ke 2004, saat keberhasilan Milan di Serie A sebelum musim ini, ketika mereka mengungguli AS Roma dengan 11 poin. Pirlo tampil 32 kali dari maksimak 34 penampilan serta mengemas enam gol, tiga di antaranya menjadi gol kemenangan. Dia menuntaskan mimpi semua pemain Italia, memenangi scudetto dan menulis namanya di dalam buku sejarah sepakbola Italia.
7. Menjalani peran baru, gelandang modern
Pirlo dikenal dengan perannya sebagai deep-lying playmaker, meski ini bukan posisi sejatinya. Carlo Ancelotti "memaksa" Pirlo di posisi tersebut dan malah berkembang menjadi salah satu yang terbaik di dunia untuk di posisi tersebut. Pirlo menjalani pemain penting dalam skuad Milan dan tampil rata-rata 42 kali setiap musim dalam rentang waktu 2002 hingga 2008.
6. Kehandalan bola-bola mati
Seperti Juninho Pernambucano, Pirlo dikenal dengan teknik dan efektivitasnya saat mengeksekusi tendangan bebas. Contoh paling nyata terjad pada penyisihan grup Liga Champions 2005-06 ketika tendangan deras Pirlo menembus gawang Schalke 04. Ditambah dua gol Kaka, Milan berhasil menang 3-2 pada laga penting sehingga lolos ke babak gugur.
5. Sundulan yang menyingkirkan Bayern
Pirlo tidak sering mencetak gol, tetapi sundulannya ke gawang Bayern Muenchen selalu dikenang. Menyambut umpan silang Massimo Oddo, Pirlo melepaskan sundulan yang melampaui jangkauan Michael Rensing sehingga pertandingan laga pertama perempat-final Liga Champions 2007 berakhir imbang 2-2. Milan akhirnya keluar sebagai juara.
4. Gol di Bernabeu
Pirlo tidak segan menguji tendangan jarak jauhnya meski menghadapi kiper kelas dunia. Salah satu tendangannya berbuah gol ke gawang Iker Casillas ketika Milan memetik kemenangan bersejarah 3-2 atas Real Madrid pada babak penyisihan grup Liga Champions 2009/10.
Mengiris sayap kiri, dari luar kotak penalti Pirlo berhasil melepaskan tembakan ke tiang dekat.
3. Tendangan jarak jauh yang membungkam Parma
Meski cedera selama setengah musim, Pirlo tetap menjadi pemain penting bagi Milan. Tendangan jarak jauh ke gawang Parma mungkin bukan satu-satunya gol spektakuler dari kaki Pirlo, tapi berhasil memberikan Milan kemenangan tandag pertama di Serie A. Seisi stadion tercekat dan bahkan rekan-rekan setimnya memuji gol Pirlo.
2. Nominator Pemain Terbaik FIFA
Pada 2006 dan 2007, di tengah musim terbaik dalam kariernya, Pirlo menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Meski gagal bersaing dengan Kaka, tapi pengakuan dunia merupakan pujian obyektif atas kemampuannya di atas lapangan.
1. Memicu gol pertama Inzaghi melawan Liverpool
Mungkin agak heran kalau kontribusi terbaik Pirlo bersama Milan justru berujung gol dari pemain lain. Final Liga Champions 2007 melawan Liverpool ditandai dengan tendangan bebas Pirlo yang berbelok arah karena mengenai Filippo Inzaghi. Gol tersebut mengawali kemenangan Milan 2-1 atas Liverpool sekaligus membalas kekalahan dua tahun sebelumnya. Pertandingan ini menjadi bukti Pirlo memegang peran kunci bagi sukses Milan meski pemain lain yang menjadi pahlawan.
Rabu, 18 Mei 2011
METODE PERSIDANGAN
A. PENGANTAR
Pada dasarnya, keberadaan suatu organisasi lebih disebabkan karena adanya kepentingan oleh sekelompok orang, yang merupakan pengabungan dari beberapa individu, berdasarkan adanya kesamaan tujuan. Dengan adanya persamaan tujuan, maka diterapkan beberapa aturan main guna dijadikan pedoman/aturan main dalam organisasi tersebut. Sehingga pada akhirnya, diharapkan bahwa organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka tidaklah mengherankan jikalau kita sering menjumpai aturan-aturan yang bersifat mengikat di berbagai organisasi. Aturan-aturan tersebut merupakan rambu-rambu yang harus ditaati dan dijalankan agar tidak merugikan orang/pelaku yang akan terlibat.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, maka pada makalah ini, saya akan membatasi pembicaraaan hanya pada teknik persidangan dan mekanisme persidangan, sesuai apa yang telah diminta panitia kepada saya. Dalam membicarakan tehnik mekanisme persidangan, tentunya kita perlu pahami dulu apa yang dimaksud persidangan dan bentuk-bentuk persidangan.
B. PERSIDANGAN
Dalam makalah ini persidangan dapat diartikan sebagai sarana tempat mengkomunikasikan ide/gagasan dalam kerangka pengambilan keputusan yang bersifat mengikat, baik untuk internal organisasi, maupun organisasi yang berada dibawah organisasi tertinggi tersebut. Oleh karena itu dalam persidangan, setiap peserta akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memiliki implikasi yang sangat penting bagi organisasi tersebut. Setiap peserta sidang akan diberi kesempatan untuk bernegosiasi dan memancing ide dalam kerangka menarik perhatian dan mempengaruhi peserta lain guna mengikuti apa yang diinginkan oleh peserta tersebut.
Berdasarkan pemahaman diatas, terbersit pertanyaan dalam diri kita, pada organisasi/forum manakah persidangan itu sering dilakukan? Pada dasarnya persidangan sering dilakukan pada organisasi-organisasi yang lebih bersifat menentukan arah dan kebijakan organisasi tersebut. Oleh karena itu, persidangan sering dilakukan pada organisasi legislative atau perwakilan, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Perwakilan Mahasiswa, P3MI (Persekutuan Pemuda Pemudi Methodist Indonesia), maupun organisasi lainnya.
Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.
C. PERISTILAHAN DALAM PERSIDANGAN
1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau prinsip.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobbying, dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
8. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis)
9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
D. JENIS-JENIS SIDANG
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1. Sidang Pleno
a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
c. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan permusyawaratan.
2. Sidang Komisi/POKJA
a. Sidang Komisi/POKJA diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
b. Anggota masing-masing Komisi/POKJA adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
c. Sidang Komisi/POKJA dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi/POKJA;
d. Pimpinan Sidang Komisi/POKJA dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
e. Sidang Komisi/POKJA membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan
E. MEKANISME PERSIDANGAN
Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksanakan persidangan baik dari segi quorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya. Untuk memudahkan kita untuk memahami mekanisme persidangan, maka saya akan mengambil contoh mekanisme persidangan yang berlaku di P3MI. Dalam P3MI, mekanisme persidangannya diatur sebagai berikut :
Persidangan P3MI
1. P3MI hanya melakukan persidangan pada saat konferensi.
2. Sebelum sidang dimulai setiap anggota menandatangani daftar hadir.
3. Sidang dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah tambah satu jumlah anggota.
4. Apabila sidang pertama tidak memenuhi kuorum maka sidang kedua berdasarkan undangan kedua adalah sah.
5. Setiap anggota P3MI yang berhalangan hadir dalam persidangan harus memberitahukan secara tertulis/maupun lisan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan P3MI.
6. Sebelum sidang dibuka, bahan-bahan untuk rapat sudah harus disampaikan kepada anggota sebelum sidang.
7. Setiap peserta sidang dapat mengusulkan agendanya apabila dipandang perlu.
8. Surat-surat masuk dan keluar dibicarakan dalam rapat apabila dianggap perlu.
F. SIFAT PERSIDANGAN
1. Sidang Tertutup, adalah persidangan yang dilakukan oleh suatu organisasi, dimana hasil permbicaraan yang dilakukan tersebut bersifat tertutup dan hanya diketahui oleh Pimpinan atau Anggota Organisasi tersebut dan pembicaraan tidak boleh diumumkan, kecuali sidang memutuskan untuk diumumkan seluruhnya atau sebagian.
2. Sidang Terbuka, adalah persidangan yang dilakukan secara terbuka dengan mengundang pihak lain yang dipandang memiliki keterkaitan dengan materi pembicaraan dalam sidang. Pada persidangan ini, hasilnya boleh diumumkan secara terbuka dan dapat diketahui oleh pihak lain diluar organisasi tersebut. Oleh karena itu dalam persidangan terbuka pihak-pihak yang diundang biasanya disebut Undangan atau peninjau.
G. ATURAN SIDANG
1. Peserta
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam persidangan.
a. Hak Peserta Penuh
1) Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2) Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3) Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4) Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b. Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.
c. Kewajiban peserta penuh dan peninjau
1) Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Menjaga ketenangan persidangan.
2. Presidium Sidang/Pimpinan Sidang
a. Presidium/Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
Dalam kasus P3MI: Pimpinan sidang adalah pengurus inti/BPH yang periodenya akan digantikan sampai batas mereka melaporkan hasil kinerja program masa keperiodeannya .
b. Presidium/Pimpinan Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium/Pimpinan Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
H. ATURAN KETUK PALU
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah ketukannya.
1. Satu Kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
d. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. Dua Kali Ketukan
Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya.
3. Tiga Kali Ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi
b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4. Lebih dari Tiga Kali Ketukan
Menenangkan peserta sidang atau forum.
Contoh kalimat pengucapannya:
1. Membuka Sidang
“Dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sidang saya nyatakan dibuka, (tok…tok…tok…..)”
2. Menutup Sidang
“Dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sidang saya nyatakan ditutup, (tok…tok…tok….)”
3. Mengalihkan Pimpinan Sidang
“Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru, (tok…)”
4. Menskorsing Sidang
“Dengan ini saya skorsing sidang selama lima belas menit, (tok….tok…)”
5. Memberi peringatan kepada peserta sidang
“(tok….), peserta sidang harap tenang”
I. INTERUPSI
1. Macam-Macam Interupsi (Interruption)
a. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)
b. Interruption Point of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis.
d. Interruption Point of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi permasalahan.
e. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.
2. Pelaksanaan Interupsi
a. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
b. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.
J. Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
K. SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.
L. PENUTUP
Dalam mempelajari teknik dan mekanisme persidangan, tidaklah cukup kita memahami sampai dalam ruangan ini saja, oleh karena itu dalam memahami bentuk dan mekanisme persidangan yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kemauan kita dalam mempelajari semua ini.
P3MI
KRISTUS DIATAS SEGALANYA
catatan tambahan:
Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
Beberapa jenis konferensi dalam organisasi P3MI adalah:
Konferensi Nasional : Dihadiri oleh utusan dari dua wilayah. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 4 tahun.
Konferensi Wilayah : Dihadiri oleh utusan dari semua distrik yang dibawahi oleh Wilayah yang bersangkutan. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 2 tahun.
Konferensi Distrik : Dihadiri oleh utusan dari setiap cabang yang dibawahi oleh distrik yang bersangkutan. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 2 tahun.
Konferensi Cabang : Dihadiri oleh anggota cabang. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 1 tahun.
*)Diatur dalam AD/ART P3MI
DEMISIONER adalah keadaan suatu kepengurusan, yang telah mengembalikan mandat kepada pengurus diatasnya, tetapi masih tetap melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya pengurus yang baru
Makalah ini di sampaikan dalam Pembinaan Nasional P3MI yang diselenggarakan Pengurus Nasional P3MI, Tanggal 14-17 Mei 2011 di Berastagi, oleh Fernando Sitorus, SE (Ketua Wilayah I – P3MI)
Pada dasarnya, keberadaan suatu organisasi lebih disebabkan karena adanya kepentingan oleh sekelompok orang, yang merupakan pengabungan dari beberapa individu, berdasarkan adanya kesamaan tujuan. Dengan adanya persamaan tujuan, maka diterapkan beberapa aturan main guna dijadikan pedoman/aturan main dalam organisasi tersebut. Sehingga pada akhirnya, diharapkan bahwa organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka tidaklah mengherankan jikalau kita sering menjumpai aturan-aturan yang bersifat mengikat di berbagai organisasi. Aturan-aturan tersebut merupakan rambu-rambu yang harus ditaati dan dijalankan agar tidak merugikan orang/pelaku yang akan terlibat.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, maka pada makalah ini, saya akan membatasi pembicaraaan hanya pada teknik persidangan dan mekanisme persidangan, sesuai apa yang telah diminta panitia kepada saya. Dalam membicarakan tehnik mekanisme persidangan, tentunya kita perlu pahami dulu apa yang dimaksud persidangan dan bentuk-bentuk persidangan.
B. PERSIDANGAN
Dalam makalah ini persidangan dapat diartikan sebagai sarana tempat mengkomunikasikan ide/gagasan dalam kerangka pengambilan keputusan yang bersifat mengikat, baik untuk internal organisasi, maupun organisasi yang berada dibawah organisasi tertinggi tersebut. Oleh karena itu dalam persidangan, setiap peserta akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memiliki implikasi yang sangat penting bagi organisasi tersebut. Setiap peserta sidang akan diberi kesempatan untuk bernegosiasi dan memancing ide dalam kerangka menarik perhatian dan mempengaruhi peserta lain guna mengikuti apa yang diinginkan oleh peserta tersebut.
Berdasarkan pemahaman diatas, terbersit pertanyaan dalam diri kita, pada organisasi/forum manakah persidangan itu sering dilakukan? Pada dasarnya persidangan sering dilakukan pada organisasi-organisasi yang lebih bersifat menentukan arah dan kebijakan organisasi tersebut. Oleh karena itu, persidangan sering dilakukan pada organisasi legislative atau perwakilan, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Perwakilan Mahasiswa, P3MI (Persekutuan Pemuda Pemudi Methodist Indonesia), maupun organisasi lainnya.
Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.
C. PERISTILAHAN DALAM PERSIDANGAN
1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau prinsip.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobbying, dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
8. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis)
9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
D. JENIS-JENIS SIDANG
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1. Sidang Pleno
a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
c. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan permusyawaratan.
2. Sidang Komisi/POKJA
a. Sidang Komisi/POKJA diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
b. Anggota masing-masing Komisi/POKJA adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
c. Sidang Komisi/POKJA dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi/POKJA;
d. Pimpinan Sidang Komisi/POKJA dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
e. Sidang Komisi/POKJA membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan
E. MEKANISME PERSIDANGAN
Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksanakan persidangan baik dari segi quorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya. Untuk memudahkan kita untuk memahami mekanisme persidangan, maka saya akan mengambil contoh mekanisme persidangan yang berlaku di P3MI. Dalam P3MI, mekanisme persidangannya diatur sebagai berikut :
Persidangan P3MI
1. P3MI hanya melakukan persidangan pada saat konferensi.
2. Sebelum sidang dimulai setiap anggota menandatangani daftar hadir.
3. Sidang dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah tambah satu jumlah anggota.
4. Apabila sidang pertama tidak memenuhi kuorum maka sidang kedua berdasarkan undangan kedua adalah sah.
5. Setiap anggota P3MI yang berhalangan hadir dalam persidangan harus memberitahukan secara tertulis/maupun lisan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan P3MI.
6. Sebelum sidang dibuka, bahan-bahan untuk rapat sudah harus disampaikan kepada anggota sebelum sidang.
7. Setiap peserta sidang dapat mengusulkan agendanya apabila dipandang perlu.
8. Surat-surat masuk dan keluar dibicarakan dalam rapat apabila dianggap perlu.
F. SIFAT PERSIDANGAN
1. Sidang Tertutup, adalah persidangan yang dilakukan oleh suatu organisasi, dimana hasil permbicaraan yang dilakukan tersebut bersifat tertutup dan hanya diketahui oleh Pimpinan atau Anggota Organisasi tersebut dan pembicaraan tidak boleh diumumkan, kecuali sidang memutuskan untuk diumumkan seluruhnya atau sebagian.
2. Sidang Terbuka, adalah persidangan yang dilakukan secara terbuka dengan mengundang pihak lain yang dipandang memiliki keterkaitan dengan materi pembicaraan dalam sidang. Pada persidangan ini, hasilnya boleh diumumkan secara terbuka dan dapat diketahui oleh pihak lain diluar organisasi tersebut. Oleh karena itu dalam persidangan terbuka pihak-pihak yang diundang biasanya disebut Undangan atau peninjau.
G. ATURAN SIDANG
1. Peserta
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam persidangan.
a. Hak Peserta Penuh
1) Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2) Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3) Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4) Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b. Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.
c. Kewajiban peserta penuh dan peninjau
1) Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Menjaga ketenangan persidangan.
2. Presidium Sidang/Pimpinan Sidang
a. Presidium/Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
Dalam kasus P3MI: Pimpinan sidang adalah pengurus inti/BPH yang periodenya akan digantikan sampai batas mereka melaporkan hasil kinerja program masa keperiodeannya .
b. Presidium/Pimpinan Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium/Pimpinan Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
H. ATURAN KETUK PALU
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah ketukannya.
1. Satu Kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
d. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. Dua Kali Ketukan
Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya.
3. Tiga Kali Ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi
b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4. Lebih dari Tiga Kali Ketukan
Menenangkan peserta sidang atau forum.
Contoh kalimat pengucapannya:
1. Membuka Sidang
“Dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sidang saya nyatakan dibuka, (tok…tok…tok…..)”
2. Menutup Sidang
“Dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sidang saya nyatakan ditutup, (tok…tok…tok….)”
3. Mengalihkan Pimpinan Sidang
“Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru, (tok…)”
4. Menskorsing Sidang
“Dengan ini saya skorsing sidang selama lima belas menit, (tok….tok…)”
5. Memberi peringatan kepada peserta sidang
“(tok….), peserta sidang harap tenang”
I. INTERUPSI
1. Macam-Macam Interupsi (Interruption)
a. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)
b. Interruption Point of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis.
d. Interruption Point of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi permasalahan.
e. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.
2. Pelaksanaan Interupsi
a. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
b. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.
J. Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
K. SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.
L. PENUTUP
Dalam mempelajari teknik dan mekanisme persidangan, tidaklah cukup kita memahami sampai dalam ruangan ini saja, oleh karena itu dalam memahami bentuk dan mekanisme persidangan yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kemauan kita dalam mempelajari semua ini.
P3MI
KRISTUS DIATAS SEGALANYA
catatan tambahan:
Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
Beberapa jenis konferensi dalam organisasi P3MI adalah:
Konferensi Nasional : Dihadiri oleh utusan dari dua wilayah. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 4 tahun.
Konferensi Wilayah : Dihadiri oleh utusan dari semua distrik yang dibawahi oleh Wilayah yang bersangkutan. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 2 tahun.
Konferensi Distrik : Dihadiri oleh utusan dari setiap cabang yang dibawahi oleh distrik yang bersangkutan. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 2 tahun.
Konferensi Cabang : Dihadiri oleh anggota cabang. *)
Konferensi ini dilakukan sekali dalam 1 tahun.
*)Diatur dalam AD/ART P3MI
DEMISIONER adalah keadaan suatu kepengurusan, yang telah mengembalikan mandat kepada pengurus diatasnya, tetapi masih tetap melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya pengurus yang baru
Makalah ini di sampaikan dalam Pembinaan Nasional P3MI yang diselenggarakan Pengurus Nasional P3MI, Tanggal 14-17 Mei 2011 di Berastagi, oleh Fernando Sitorus, SE (Ketua Wilayah I – P3MI)
Patung Kehidupan
Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini. Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.
Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya. Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang di perintahkannya. "Bagus.Bagus sekali," ujar sang Raja."Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini."
Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas, ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak. Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas.
Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya.Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkanmu bersama patung prajurit yang lain di depan sana. Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.
***
Kawan, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki. Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab,Tuhan pun menciptakan kita tidak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.
Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan. Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu.
Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan ditempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan. Syukuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!
Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya. Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang di perintahkannya. "Bagus.Bagus sekali," ujar sang Raja."Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini."
Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas, ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak. Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas.
Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya.Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkanmu bersama patung prajurit yang lain di depan sana. Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.
***
Kawan, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki. Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab,Tuhan pun menciptakan kita tidak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.
Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan. Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu.
Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan ditempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan. Syukuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!
Rabu, 11 Mei 2011
Teknik Karet Gelang Merah
Teknik sederhana ini saya pelajari dari Robert G. Allen, milyuner dari New York dan pengarang buku best seller “Road to Wealth”. Allen mengatakan, bahwa dalam setiap tindakan kita, selalu ada pikiran positif dan negatif. Bahkan jika kita berdiam diripun juga ada kedua pikiran tersebut, misalnya pikiran positif akan berkata “Ayo, kita mulai bekerja”.
Sedangkan pikiran negative berkata “Ah, nanti saja. Sedang enak nih duduk-duduknya”. Kedua pikiran ini sama kekuatannya. Jadi terkadang positif yang menang, saat lain negatif yang menang. Lalu, jika memang kekuatannya 50:50, bagaimana caranya agar positif bisa lebih dominan?
Jika memang kekuatannya sama, maka harus ada perangsang dari luar yang bisa mencegah, ketika pikiran negatif keluar. Allen menggunakan karet gelang merah di pergelangan tangan kirinya. Setiap saat ada pikiran negatif sekecil apapun yang melintas di pikirannya, dia langsung menjepret tangannya dengan karet gelang tersebut. Sepintas memang tampak lucu. Tapi pengaruhnya ke alam bawah sadar (ABS) anda luar biasa besar. Apabila anda konsisten dengan menjepretkan karet gelang setiap kali anda berpikir negatif, maka ABS anda akan merekamnya menjadi suatu kebiasaan yang harus dihindari.
Saya sendiri telah menggunakan selama 2 bulan. Pada awalnya memang tangan kiri saya banyak garis-garis merah karena sering dijepret. Namun semakin lama semakin berkurang. Saya juga memvariasikan teknik ini, dengan memberitahukan rekan-rekan sekitar saya, tentang apa yang saya lakukan. Sehingga mungkin suatu saat ketika anda sedang tidak sadar berbicara negatif, dan teman anda mengetahuinya, dia bisa mengingatkan anda dengan menjepretkan karet di tangan anda.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik, yaitu mengapa mesti karet yang berwarna merah… bukankah karet gelang ada beragam warna? Atau mungkin juga pertanyaan mengapa mesti di tangan kiri, bukan di kanan, atau di kaki?
Robert G. Allen mengatakan, hal-hal ini kelihatannya remeh, tapi mengandung makna yang besar. Banyak orang yang mengatakan ingin berubah menjadi lebih baik. Tapi begitu diberikan satu petunjuk, biasanya petunjuk ini lalu ditawar. Ini masalah komitmen. Apabila anda mau berusaha mencari karet yang berwarna merah, dan memasangnya di tangan kiri, itu sudah membuktikan anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk berubah. Apabila untuk hal kecil ini saja sudah anda tawar, mungkin komitmen anda untuk berubah baru tahap coba-coba saja.
Hal lain yang sering menjadi pertanyaan di sini adalah, sebenarnya apakah yang disebut pikiran negatif itu? Karena banyak orang tidak sadar bahwa dia melakukan atau memikirkan hal negatif. Nah, di bawah ini ada daftar hal negatif yang harus anda “jepret” ketika anda mengalaminya.
Menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-ragu, rendah diri, sombong, egois, minder, kuatir, berkata-kata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir jorok, dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut memulai, cuek, acuh, pasif, cemas, menipu, merajuk, murka, fitnah, menang sendiri, bergosip ria, merasa tak pernah salah, berbohong, berprasangka buruk, meremehkan, dan lain sebagainya. Anda bisa tambahkan di sini tindakan-tindakan anda sendiri yang menurut anda negatif, dan perlu “dijepret”.
Selamat mencoba...
Sedangkan pikiran negative berkata “Ah, nanti saja. Sedang enak nih duduk-duduknya”. Kedua pikiran ini sama kekuatannya. Jadi terkadang positif yang menang, saat lain negatif yang menang. Lalu, jika memang kekuatannya 50:50, bagaimana caranya agar positif bisa lebih dominan?
Jika memang kekuatannya sama, maka harus ada perangsang dari luar yang bisa mencegah, ketika pikiran negatif keluar. Allen menggunakan karet gelang merah di pergelangan tangan kirinya. Setiap saat ada pikiran negatif sekecil apapun yang melintas di pikirannya, dia langsung menjepret tangannya dengan karet gelang tersebut. Sepintas memang tampak lucu. Tapi pengaruhnya ke alam bawah sadar (ABS) anda luar biasa besar. Apabila anda konsisten dengan menjepretkan karet gelang setiap kali anda berpikir negatif, maka ABS anda akan merekamnya menjadi suatu kebiasaan yang harus dihindari.
Saya sendiri telah menggunakan selama 2 bulan. Pada awalnya memang tangan kiri saya banyak garis-garis merah karena sering dijepret. Namun semakin lama semakin berkurang. Saya juga memvariasikan teknik ini, dengan memberitahukan rekan-rekan sekitar saya, tentang apa yang saya lakukan. Sehingga mungkin suatu saat ketika anda sedang tidak sadar berbicara negatif, dan teman anda mengetahuinya, dia bisa mengingatkan anda dengan menjepretkan karet di tangan anda.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik, yaitu mengapa mesti karet yang berwarna merah… bukankah karet gelang ada beragam warna? Atau mungkin juga pertanyaan mengapa mesti di tangan kiri, bukan di kanan, atau di kaki?
Robert G. Allen mengatakan, hal-hal ini kelihatannya remeh, tapi mengandung makna yang besar. Banyak orang yang mengatakan ingin berubah menjadi lebih baik. Tapi begitu diberikan satu petunjuk, biasanya petunjuk ini lalu ditawar. Ini masalah komitmen. Apabila anda mau berusaha mencari karet yang berwarna merah, dan memasangnya di tangan kiri, itu sudah membuktikan anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk berubah. Apabila untuk hal kecil ini saja sudah anda tawar, mungkin komitmen anda untuk berubah baru tahap coba-coba saja.
Hal lain yang sering menjadi pertanyaan di sini adalah, sebenarnya apakah yang disebut pikiran negatif itu? Karena banyak orang tidak sadar bahwa dia melakukan atau memikirkan hal negatif. Nah, di bawah ini ada daftar hal negatif yang harus anda “jepret” ketika anda mengalaminya.
Menunda, malas, marah, lesu, curiga, malu, ragu-ragu, rendah diri, sombong, egois, minder, kuatir, berkata-kata kotor, cemburu, patah hati, takut, berpikir jorok, dengki, iri, sirik, dendam, sinis, cemberut, pesimis, takut gagal, resah, takut memulai, cuek, acuh, pasif, cemas, menipu, merajuk, murka, fitnah, menang sendiri, bergosip ria, merasa tak pernah salah, berbohong, berprasangka buruk, meremehkan, dan lain sebagainya. Anda bisa tambahkan di sini tindakan-tindakan anda sendiri yang menurut anda negatif, dan perlu “dijepret”.
Selamat mencoba...
Selasa, 03 Mei 2011
Sejarah Singkat Gereja Methodist
Gereja Methodist ialah Gereja Kristen tempat Firman Tuhan yang suci diajarkan dan Sakramen-sakramen dilaksanakan. Gereja Methodist adalah Gereja Protestan, walaupun tidak secara langsung berasal dari gerakan reformasi melainkan berasal dari Gereja Anglikan. Pendirinya adalah Pendeta John Wesley, seorang Pendeta Gereja Anglikan. Ayahnya Samuel Wesley - seorang Pendeta dari Gereja Inggris – Ibunya bernama Susannah Wesley yang setia dalam kehidupan ke-Kristenan. Dialah yang mempengaruhi hidup kerohanian John Wesley.
John Wesley berasal dari keluarga yang beriman dan memperoleh pendidikan pada Universitas Oxford di Inggris. Sama seperti Rasul Paulus pada masa mudanya mencari kepuasan agama, demikian juga John Wesley mencari kepuasan agama dengan sungguh-sungguh dan seksama. Namun demikian ia tidak memperolehnya.
Pertobatan terjadi sewaktu perkumpulan diadakan di Jalan Aldersgate London pada tanggal 24 Mei 1738. Pada saat itulah dia mengerti seperti Paulus, bahwa rahmat Allah tidak diperoleh baik dari melaksanakan peraturan dan hukum-hukum agama, maupun dengan penyempurnaan diri sendiri, tetapi hanya dengan kepercayaan akan Kristus. Dengan demikianlah orang dapat memperoleh hidup aman dan damai.
Kehidupan baru yang diperolehnya itu disampaikan kepada teman-temannya termasuk adiknya Charles Wesley dan kemudian disebarluaskan ke seluruh kepulauan Inggris.
Dalam penginjilannya terdapat dua unsur yang senantiasa terdapat dalam kehidupan Methodist sampai sekarang ini.
Pertama : mengabarkan Injil kepada orang-orang miskin yang tidak dilayani oleh Gereja dan Rohaniawan pada masa itu.
Kedua : Memelihara mereka yang sudah menjadi orang Kristen, mengumpulkan orang dalam kelompok, kelas dan golongan-golongan serta menetapkan pemimpin-pemimpinnya. Mencari orang yang terpanggil mengabarkan Injil kepada umum.
Mereka mengabarkan Injil di pinggir jalan, di lapangan terbuka dan rumah-rumah. Mereka adalah pengkhotbah awam. John Wesley menetapkan tempat pekerjaan pengkhotbah awam dan membimbing serta mengawasinya. Sekali setahun mereka dikumpulkan dalam satu Konperensi. John Wesley selalu mempersatukan tiga jenis kegiatan yaitu Evangelisasi, Organisasi/Administrasi dan Pendidikan. Tidak lama kemudian ke-Methodist-an disebarluaskan dari Inggris ke Irlandia dan terus ke-Amerika. Pada mulanya John Wesley tidak bermaksud untuk mendirikan Gereja baru, hanya membentuk kelompok-kelompok untuk mendalami ajaran ke-Kristenan saja. Semua pengkhotbah tidak ditahbiskan dan semua anggota kelompok atau golongan itu masih tetap anggota dan menerima Sakramen-sakramen dari Gereja Anglikan.
Pada masa itu Pendeta Gereja Anglikan di Amerika masih sedikit, lagi pula tempatnya berjauhan. Dengan kemerdekaan Amerika, maka terpisahlah Gereja yang di Amerika dari Gereja yang di Inggris, sehingga terbentuklah Gereja Methodist Amerika yang otonom. Atas permintaan Gereja Methodist Amerika, John Wesley memohon kepada Bishop Gereja Anglikan untuk menahbiskan dua orang pengkhotbah dan mengirimkannya ke Amerika.
Kemudian John Wesley menetapkan Dr. Thomas Coke yang sebelumnya penatua di Gereja Anglikan menjadi Superintendent untuk mengorganisasikan Gereja Methodist di Amerika. Dr. Thomas Coke langsung menahbiskan Francis Asbury menjadi Superintendent yang kedua. Pada Konperensi yang diselenggarakan di Baltimore pada tanggal 24 Desember 1784 ini, Dr. Thomas Coke bersama dengan 60 orang pengkhotbah lainnya membentuk Gereja Methodist Episkopal Amerika.
Mereka menerima buku Acara Kebaktian Minggu dari John Wesley yaitu sebuah Buku Doa dan Azas-azas Kepercayaan Gereja Anglikan. Azas-azas Kepercayaan kita sekarang ini berasal dari buku tersebut dan mempersatukan kita dengan kepercayaan Kristen mula-mula.
Dari dulu sampai sekarang Gereja Methodist mempercayai bahwa Gereja Kristus sanggup mencari dan menyelamatkan yang hilang serta menyebarluaskan hidup yang dipenuhi roh suci dan memperbaharui hidup umat manusia dengan Injil Kristus. Satu-satunya alasan untuk menetapkan peraturan dan cara-cara Methodist ialah agar dapat melaksanakan perintah Kristus.
John Wesley berasal dari keluarga yang beriman dan memperoleh pendidikan pada Universitas Oxford di Inggris. Sama seperti Rasul Paulus pada masa mudanya mencari kepuasan agama, demikian juga John Wesley mencari kepuasan agama dengan sungguh-sungguh dan seksama. Namun demikian ia tidak memperolehnya.
Pertobatan terjadi sewaktu perkumpulan diadakan di Jalan Aldersgate London pada tanggal 24 Mei 1738. Pada saat itulah dia mengerti seperti Paulus, bahwa rahmat Allah tidak diperoleh baik dari melaksanakan peraturan dan hukum-hukum agama, maupun dengan penyempurnaan diri sendiri, tetapi hanya dengan kepercayaan akan Kristus. Dengan demikianlah orang dapat memperoleh hidup aman dan damai.
Kehidupan baru yang diperolehnya itu disampaikan kepada teman-temannya termasuk adiknya Charles Wesley dan kemudian disebarluaskan ke seluruh kepulauan Inggris.
Dalam penginjilannya terdapat dua unsur yang senantiasa terdapat dalam kehidupan Methodist sampai sekarang ini.
Pertama : mengabarkan Injil kepada orang-orang miskin yang tidak dilayani oleh Gereja dan Rohaniawan pada masa itu.
Kedua : Memelihara mereka yang sudah menjadi orang Kristen, mengumpulkan orang dalam kelompok, kelas dan golongan-golongan serta menetapkan pemimpin-pemimpinnya. Mencari orang yang terpanggil mengabarkan Injil kepada umum.
Mereka mengabarkan Injil di pinggir jalan, di lapangan terbuka dan rumah-rumah. Mereka adalah pengkhotbah awam. John Wesley menetapkan tempat pekerjaan pengkhotbah awam dan membimbing serta mengawasinya. Sekali setahun mereka dikumpulkan dalam satu Konperensi. John Wesley selalu mempersatukan tiga jenis kegiatan yaitu Evangelisasi, Organisasi/Administrasi dan Pendidikan. Tidak lama kemudian ke-Methodist-an disebarluaskan dari Inggris ke Irlandia dan terus ke-Amerika. Pada mulanya John Wesley tidak bermaksud untuk mendirikan Gereja baru, hanya membentuk kelompok-kelompok untuk mendalami ajaran ke-Kristenan saja. Semua pengkhotbah tidak ditahbiskan dan semua anggota kelompok atau golongan itu masih tetap anggota dan menerima Sakramen-sakramen dari Gereja Anglikan.
Pada masa itu Pendeta Gereja Anglikan di Amerika masih sedikit, lagi pula tempatnya berjauhan. Dengan kemerdekaan Amerika, maka terpisahlah Gereja yang di Amerika dari Gereja yang di Inggris, sehingga terbentuklah Gereja Methodist Amerika yang otonom. Atas permintaan Gereja Methodist Amerika, John Wesley memohon kepada Bishop Gereja Anglikan untuk menahbiskan dua orang pengkhotbah dan mengirimkannya ke Amerika.
Kemudian John Wesley menetapkan Dr. Thomas Coke yang sebelumnya penatua di Gereja Anglikan menjadi Superintendent untuk mengorganisasikan Gereja Methodist di Amerika. Dr. Thomas Coke langsung menahbiskan Francis Asbury menjadi Superintendent yang kedua. Pada Konperensi yang diselenggarakan di Baltimore pada tanggal 24 Desember 1784 ini, Dr. Thomas Coke bersama dengan 60 orang pengkhotbah lainnya membentuk Gereja Methodist Episkopal Amerika.
Mereka menerima buku Acara Kebaktian Minggu dari John Wesley yaitu sebuah Buku Doa dan Azas-azas Kepercayaan Gereja Anglikan. Azas-azas Kepercayaan kita sekarang ini berasal dari buku tersebut dan mempersatukan kita dengan kepercayaan Kristen mula-mula.
Dari dulu sampai sekarang Gereja Methodist mempercayai bahwa Gereja Kristus sanggup mencari dan menyelamatkan yang hilang serta menyebarluaskan hidup yang dipenuhi roh suci dan memperbaharui hidup umat manusia dengan Injil Kristus. Satu-satunya alasan untuk menetapkan peraturan dan cara-cara Methodist ialah agar dapat melaksanakan perintah Kristus.
Langganan:
Postingan (Atom)